Sabtu, April 04, 2009

Pattimura dan Fatimah muda

ditulis oleh Rus'an Latuconsina

Pattimura sudah jamak dikenal luas sebagai ikon nasionalis penentang penjajah Belanda dari Maluku. Meski masih kontroversi seputar identitasnya yang asli, Pattimura telah diterima sebagai pahlawan nasional Indonesia yang saat ini sketsa imajinatiknya diapresiasikan oleh pemerintah pada uang seribu rupiah. Pattimura versi sejarah mainstream adalah sosok pemimpin perlawanan rakyat Maluku yang secara sporadis pernah membuat gerakan pembangkangan terhadap Hindia Belanda di Maluku bersama kawan-kawannya. Ia ditangkap tidak lama sesudah itu lalu kemudian dieksekusi. Pattimura kemudian menjadi tokoh sejarah perlawanan rakyat Maluku menentang penjajahan, meski perlu disadari bahwa masih banyak tokoh penentang penjajahan lainnya yang tidak direkam oleh penulis sejarah mainstream. Dalam dunia simbol kemudian diciptakanlah ikon Pattimura Muda agar menjadi proyeksi ideal semangat kaum muda Maluku dalam membaca semangat jaman.

Menurut hematku semangat Pattimura muda dikonstruksi oleh penguasa sejarah Orde Baru untuk menguatkan semangat nasionalisme ke-Indonesiaan agar hal ini bisa mengkonter wacana separatisme RMS di Maluku. Jadi kita semua sebagai kaum muda Maluku adalah pewaris sah semangat Pattimura muda ini. Semangat ini terinternalisasikan melalui institusi pendidikan dan saluran propaganda lainnya selama puluhan tahun membentuk kerangka berpikir dan wawasan sejarah, terutama bagaimana posisi kita dalam konteks negara kesatuan Republik Indonesia yang bercorak ideologi nasionalisme Pancasila. Tergantung bagaimana nalar kita dibingkai untuk mengapresiasikan sejarah sporadisme gerakan Pattimura. Semangat ini terkanalisasikan ke jantung eksistensi kaum terpelajar yang terbanyak bersentuhan dengan khasanah modernitas Barat lewat rasionalitas-rasionalitas dalam banyak manifesnya, tentunya dengan pola yang telah tersimulasikan (Jean Baudrillard).

Pattimura muda adalah anak bangsa Indonesia menurut konstruksi berpikir nasionalis yang mengikat secara simbolik ideal-ideal proyeksi heroisitas siapa saja anak muda dengan latar genealogi dan romantisme yang sama dari bumi cengkeh pala. Kita menjadi dalam proses dengan semangat ini mencandra dunia. Pattimura muda adalah identitas yang terberi secara apriorik. Ia adalah masa kini dan dorongan masa depan. Masa lalu adalah Pattimura Tua yang gerakannya sporadis. Pattimura kini dipenuhi rasionalitas yang terstruktur dan terorganisir. Ia kini adalah pembacaan baru atas era baru yang teramat kompleks.

Fatimah muda adalah kebanggaan karakter bagi identitas kaum muslimah. Fatimah sebagai sosok mar'atussoleha ideal, putri Nabi saw, adalah inisiasi spiritual bagi penyikapan masa kini dan masa depan eksistensi diri. Ikon wanita terbaik berdasarkan kriteria spiritualitas dan intelektualitas yang memancar sepanjang masa dari bunda Fatimah azzahra ini menjadi ispirasi kaum Muslimah di mana saja, termasuk Muslimah Maluku. Universalitas karakter yang mengedepankan nilai-nilai Ilahiah tauhid mengarah pada pengafirmasian nilai-nilai kemanusiaan, kebenaran dan keadilan.




Selengkapnya...

Jumat, April 03, 2009

Info Bazaart SIWALIMA-UNHAS

Salam persahabatan buat kawan-kawan yang sempat membaca info ini...

Menjelang Rapat Kerja Dewan Presidium SIWALIMA-Unhas yang bakalan digelar (insya Allah) pada Ahad 12 April 2009, maka panitia pelaksana akan mengadakan Bazaart Makanan Khas Maluku bertempat di Kafe Nusa Ina Road, depan Kampus UIM, Jalan Perintis kemerdekaan Makassar.

Acara dimulai sore sampai malam

Menu: Nasi kelapa, papeda, kasbi, gudangan, colo-colo, ikan kuah, hasida dll.

Kawan-kawan, tamang-tamang, kaka, abang, caca, usi, nyong, nona, kaka buu', nyong buu', basudara gandong e, ...

Dong datang ee...
Hari : Selasa
Tanggal: 7 April 2009


tengkyu...

contact person: 081342558925 (Yati)
081242182344 (Ros)






Selengkapnya...

Kamis, April 02, 2009

Kerja Organisasi, Kerja Sejarah

ditulis oleh Rus'an Latuconsina

Kita mengenal dalam pelajaran sejarah yang kita pekuri dan tekuni semenjak sekolah dasar sampai kini berderet-deret nama organisasi pergerakan yang bergerak demi cita-cita kemerdekaan terlepas dari belenggu penjajahan. Sebut saja Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Indische Partij, Indonesische Vereeniging dan lain-lain. Mereka bergerak dengan mengikatkan diri kedalam satuan organisasi sebagai alat perjuangan bersama. Organisasi beserta aktivitas sosial kultural maupun sosial politik itulah dalam etape masa kehidupan peradaban kemanusiaan telah memosilkan jejaknya sebagai penoreh tinta sejarah.

Organisasi tempat beberapa orang menserikatkan dirinya dengan konsensus administratif dan ideologis tertentu memproyeksikan sebuah cita-cita ideal yang akan diperjuangkan untuk dicapai. Konsensus administratif berupa persyaratan yang dijadikan kesepakatan bersama mengenai prasyarat legalitas keanggotaan dengan rasionalitas internal tertentu dipayungi logika ideeologi sebagai pencandra realitas yang tengah dan akan digelutinya. Organisasi berarti berserikat bersama dengan kesalingpengertian atau kesadaran yang dikelola demi proyek pembacaan kekinian dan kemasadepanan.

Imam Ali kw. mengatakan dalam Nahjul Balaghah "Kebenaran yang tidak terorganisir dapat ditumpas oleh kebatilan yang terorganisir". Hal ini menggambarkan pentingnya organisasi ketika menerjuni kawah dinamika ekstremitas sosial yang zalim. Hidup pada zaman yang tak seimbang ini dimana kekuatan eksploitatif "unvisible man" Neoliberalisme selalu menggerogoti kehidupan manusia, mulai aspek ekonomi dan politik sampai kepada aspek budaya, lingkungan dan religiusitas. Sosok 'abstrak' Neoliberalisme ini adalah representasi kekuatan ekonomi pemilik kartel-kartel dagang besar skala global (Transnational Coorporations/ Multinational Coorporations) dengan bekingan World Bank, International Monetary Fund, Asian Development Bank dan lain-lain yang mengendusi secara hegemonik negara-negara Dunia Ketiga (termasuk Indonesia) melalui permainan utang luar negeri. Utang luar negeri ini membuat negara kita sangat tergantung dan kemudian diintervensi secara politik. Sudah banyak akibat buruk dari ketergantungan dan pola hubungan yang tidak seimbang antara negara-negara kaya (sentral/utara) dengan negara-negara miskin/berkembang (periferi/selatan) ini.

Sebagai kaum muda Muslim tentunya ada dua hala yang relevan dalam konteks di atas. Pertama adalah sebagai kaum muda (mahasiswa) tentunya mesti memiliki kepekaan (respek) sosial sebagai kaum cendekiawan organik ketika melihat ketidakseimbangan tata kehidupan di depan mata. Ketidakseimbangan ini telah nyata membawa implikasi ketidakadilan. Sebagai agent of social control and change, mahasiswa tak lepas dari peran perlawanan untuk menentang agenda-agenda Neoliberalisme. Bahkan sebagai Muslim, belum sempurna keberislaman sesorang sebelum mengikuti sunnah Rasulullah Saw. Rasulullah Saw meneladani dengan wacana dan aksi sekaligus, bagaimana menyikapi ketidakadilan. Perlawanan terhadap ketidakadilan dilakukan dengan segenap kekuatan (power) yang dimiliki. Sementara organisasi adalah alat untuk merakit power tersebut.

Kita mengenal Hatta, Sukarno, Tan Malaka, Sjahrir, Haji Agussalim, Natsir, Malcolm X, Sayyid Quthb, Che Guevara, Mao Tse Tung, Lenin, Gerakan Zapatista dan bahkan Rasulullah Muhammad Saw, mereka adalah pelaku-pelaku sejarah yang bergerak dengan mengorganisirkan kekuatan pendobrak sejarah yang tengah mapan (Status Quo). Mereka bergerak terlebih dahulu dengan internalisasi nilai-nilai ideologi yang dipakai memandu jalannya perjuangan. Rasulullah saw terlebih dahulu menanamkan kesadaran aqidah Tauhid kepada kaum muslimin. Setelah pondasi ideologis ini kuat, barulah obor revolusi disuluh sampai membakar habis kemungkaran dan ketidakadilan.

Organisasi hanyalah tempat kita berproses. Ibarat kafilah di tanduk sahara, kita singgah sebentar saja untuk menyegarkan dahaga dalam perjalanan panjang menuju keridhaan pemilik langit, pemilik bumi, pemilik waktu, pemilik sejarah, pemilik eksistensi dan pemilik segala wujud ini, Allah swt. Organisasi tempat kita belajar sebentar saja. Saling berbagi, belajar, nasihat-menasihati untuk konsistensi pada kebenaran dan kesabaran. Organisasi SIWALIMA-UNHAS tempat belajar, bersaudara dan berjuang bagi pemanifestasian universalitas Islam.


Selengkapnya...