Senin, Maret 30, 2009

Jelang Raker, Warga SIWALIMA-UNHAS tetap Semangat

ditulis oleh administrator

Menjelang RaPat Kerja (Raker) Dewan Presidium Serikat Mahasiswa Muslim Maluku Universitas Hasanuddin (SIWALIMA-UNHAS), warga SIWALIMA-UNHAS terlihat tetap antusias dan semangat ingin menyukseskan acara yang dimaksudkan untuk merumuskan program kerja satu periode kepengurusan itu. Rapat sore telah digelar dua kali pasca Kongres I tanggal 21-22 Maret 2009. Rapat digelar di gedung IPTEKS (28 Maret 2009) dan pelataran Baruga kampus Unhas hari ini (30 Maret 2009). Rencananya rapat kembali digelar pada Rabu lusa di elataran Baruga Unhas.

Antusiaisme dan semangat warga SIWALIMA-UNHAS terlihat pada banyaknya peserta rapat dan keinginan untuk bekerja sebagai panitia dalam menyukseskan Raker nantinya. Ketua panitia yang ditunjuk adalah Sumiyati Tuanaya telah menyatakan siap untuk menyukseskan bersama teman-teman panitia hajatan besar yang menurut rencana bakalan dilaksanakan di pelataran Gedung IPTEKS Unhas ini. Rapat dilaksanakan sore tadi mengagendakan modus pencarian dana lewat Bazaart makanan khas Ambon. Bazaart direncanakan pada tanggal 7 April 2009 (Selasa) sore sampai malam di Nusa Ina Cafe, Jalan Perintis Kemerdekaan, depan Kampus Universitas Islam Makassar (UIM).

Raker kali ini akan digabungkan dengan acara Makan Patitah bersama keluarga SIWALIMA-UNHAS. Nilai-nilai kebersamaan dalam acara Makan Patitah atau makan bersama ini diharapkan dirasakan oleh seluruh keluarga besar SIWALIMA-UNHAS. Acara Makan Patitah rencananya dihadiri oleh para sesepuh yang tergabung dalam Dewan Penasihat Organisasi.


Selengkapnya...

Rabu, Maret 25, 2009

Bukan Organda Biasa


ditulis oleh administrator

SIWALIMA-UNHAS lahir sebagai jawaban atas kebutuhan sekelompok mahassiswa muslim asal Maluku yang kuliah di Unhas Makassar. Pada 18 Februari 2009 SIWALIMA-UNHAS dideklarasikan secara terbuka disertai diskusi gerakan mahasiswa dengan mengundang beberapa elemen pergerakan mahassiswa di kampus Unhas. Sebut saja KAMMI, LMND, UKPM-UH (persma), BEM-BEM se-Unhas dan beberapa organisasi daerah Sulsel.

Penegasan identitas sebagai organisasi pergerakan dirumuskan pada kongres pertama pada tanggal 21-22 Maret 2009 di Bantimurung, Kabupaten Maros. SIWALIMA-UNHAS bersifat independen dan memproyeksikan gerakannya pada dua aras vital yang saling menguatkan, yakni perkaderan dan perjuangan. Pada aras perkaderan ditekankan penguatan kapasitas kader beserta instrumen kelembagaannya seiring progresivitas pada horizon perjuangan senantiasa dikedepankan untuk mengaktualisasikan tanggung jawab kecendekiaan yang secara humanis dan teologis menjadi amanah siapa saja kaum intelektual.

Usia baru balita, namun hal ini bukanlah penghalang untuk menegaskan peran-peran kecil yang meresonansikan tradisi perlawanan terhadap manifestasi neokolonialisme dan neoimperialisme dalam bentuk agenda neoliberalisme. Warna daerah Maluku semata sebagai basis persekawanan dan bukanlah berarti sektarianisme dan primordialisme. Di manapun ketika perlawanan terhadap kezaliman hendak dibuat, maka dibutuhkan pembangunan organisasi sebagai wadah untuk menyatukan dalam satu serikat yang kuat, entah itu berbasis mahasiswa, petani, kaum marjinal, pekerja dan lain-lain termasuk persekawanan berbasis asal daerah. Kita pernah membaca pada sejarah pra Kemerdekaan Republik Indonesia, dimana kaum pemuda mengorganisasikan dirinya berbasis identitas asal daerah. Sebut saja Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Minahasa dan lain-lain. Gaung yang ditunjukkan ketika itu adalah semangat nasionalisme untuk mengusir penjajahan Eropa.

Pada konteks perjuangan, SIWALIMA-UNHAS memiliki tantangan besar yang harus disikapi dengan semangat dan istiqomah. Torehan yang terbaik bagi sejarah kemanusiaan adalah pilihan terbaik bagi eksistensinya menapaki jaman yang sangat kompleks. Oleh karena itu dua hal yang segera harus dilakukan yaitu secara intensif melakukan penguatan wacana, sharing informasi dan perluasan relasi dan jaringan lembaga serta turut proaktif merespon masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan penindasan atas rakyat yang dilemahkan secara sistemik. Sikap ini perlu ditempuh sebgai proyeksi dari tujuan serikat ini dibentuk, yakni "Terbinanya mahasiswa Muslim Maluku menjadi insan raushan fiqr yang turut bertanggung jawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhoi Allah Swt." SIWALIMA-UNHAS tak sekedar organisasi ngumpul-ngumpul yang fanatik dengan asal kampungnya, akan tetapi lebih dari itu SIWALIMA-UNHAS adalah serikat persekawanan yang berorientasi pergerakan.

Salam Siwalima...!!!






Selengkapnya...

Senin, Maret 23, 2009

SIWALIMA-UNHAS Harus Menjadi Pelopor



ditulis oleh Rus'an Latuconsina

Sudah banyak organisasi kaum muda yang berbasis identitas Maluku sejak beberapa dekade lalu sampai sekarang. Jauh sebelum kemerdekaan, kaum muda Maluku pernah punya Djong Ambon. Saat ini organisasi Kemahasiswaan/Kepemudaan Maluku (OKKM) bertebaran di beberapa kota besar di Indonesia seperti Makassar, Yogyakarta, Malang, surabaya Jakarta dan Ambon. Bahkan beberapa tahun lalu telah dibentuk OKKM tingkat nasional yang bernama Simpul Gerakan Mahasiswa Maluku seluruh Indonesia (SGMMI). Banyaknya kaum muda Maluku dengan organisasinya ini adalah sebuah potensi besar yang positif bagi Maluku dan pembangunan bangsa secara umum.

SGMMI sebagai payung gerakan mahasiswa Maluku seluruh Indonesia dengan kenyataan yang sangat memprihatinkan sekarang ini patut untuk direfleksikan bersama. Ketika SGMMI yang baru lahir itu dibiarkan mati suri saja maka mubazirlah pondasi awal yang telah ditanam oleh para pendirinya. Semestinya simpul nasional itu dihidupkan kembali agar bisa mewadahi, mengkanalisasi, menyatukan dan mendinamisir gerakan mahasiswa Maluku.

Wadah tingkat nasional sangat strategis dalam menyatukan ide dan sikap disamping sebagai kanal aktualisasi potensi besar yang progresif dari mahasiswa Maluku yang plural dan tersebar di setiap langgam pergerakan. Dinamika memerlukan katalisator yang terbentuk secara sistematis dalam bentuk organisasi. Di balik idealitas proyeksi itu, SGMMI kini tengah mati suri dan tidak jelas. Kenyataan ini adalah pil pahit gerakan mahasiswa maluku, terlebih mahasiswa yang sadar sebagai agent of social control and change.

SIWALIMA-UNHAS harus bercermin dari kegagalan SGMMI dalam mendinamisir dirinya. Jangan hanya karena perebutan posisi jabatan di struktur mengakibatkan friksi dan polarisasi antar warga serikat. Hal ini harus diupayakan sepreventif mungkin secara sistematis mengakomodir semua libido jabatan yang ada dengan mengkanalisasikannya lewat penyamarataan status pimpinan sehingga menghilangkan hak istimewa jabatan yang paling tinggi. SIWALIMA-UNHAS yang menerapkan model struktur Dewan Presidium tanpa jabatan ketua umum diharapkan lebih bersifat partisipatif, nuansa egalitarian sensing lebih kuat dan memiliki kepercayaan diri yang sama tinggi antar sesama pejabat divisi. Langkah yang ditempuh ini semoga menjadi langkah awal mendeterminasikan pola yang sama pada jejaring antar presidium kota dan jejaring nasional antar kota yang direncanakan.

Sudah saatnya dibangun struktur baru yang lebih egaliter untuk menghimpun dalam satu kota organisasi-organisasi mahasiswa Maluku di kota-kota besar di Indonesia sebelum kemudian membangun satu jejaring antar kota dengan model struktur yang lebih egaliter tanpa hubungan hierarkhis yang 'elitis'. Sudah tentu tanpa ketua umum karena jabatan ketua umum hanya menjadi rebutan yang memuakkan. Ujung-ujungnya menciptakan kultur lembaga yang tidak sehat.

Membaca kondisi kekinian atas mandeknya SGMMI dan vakumnya ruang aktualisasi dalam kesatuan mahasiswa Maluku pada kota Makassar secara khususnya, maka SIWALIMA-UNHAS harus mengambil peran sebagai pelopor di kota Makassar dengan mendorong secara proaktif terbentuknya sebuah Presidium Kota Serikat Mahasiswa Maluku se-Kota Makassar untuk mendinamisir dan menyatukan ide dan sikap gerakan mahasiswa Maluku se-Kota Makassar. Langkah ini diharapkan memancing sikap positif kawan-kawan mahasiswa Maluku yang ada untuk kembali merefleksikan eksistensi kelembagaannya di tengah tuntutan peran kemahasiswaan masa kini dan masa depan. Tidak sebatas refleksi, namun langkah nyata haruslah terjadi.

Salam Siwalima!!!


Selengkapnya...

Surprise Kecil-kecilan

Ditulis oleh administrator

Kepanitiaan Kongres I SIWALIMA-UNHAS diketuai oleh Mizwar Malawat. Tidak banyak peserta kongres yang tahu hal ini sebelumnya, kecuali yang sudah melihatnya di fesbuk. Ternyata di tanggal 21 Maret ketika kongres itu digelar, ketua panitia kita ini sedang berulang tahun. Maka di tengah kesibukan yang ada, teman-teman panitia dan stering merencanakan surprise kecil-kecilan.

Bisik-bisik bagaimana mengatur jalannya surprise itu sebelum pembukaan Kongres. Ada yang tugasnya menggertak, ada yang membentak, ada yang membela, ada yang mematikan lampu dan ada yang memberikan bingkisan kecil yang dibuat terburu-buru apa adanya. Rokok satu bungkus pun menjadi kado ulang tahun ini. Memang memalukan sih memberikan rokok doang, sebungkus lagi. Yaah, tapi mau apa lagi, keadaan di luar dugaan. Begitulah seorang teman berapoloji dalam rencana itu.

Pada saat ketua panitia yang berulang tahunj ini sedang menyampaikan laporan ketua panitianya, seorang peserta memukul lantai lalu dengan gertakan menyudutkan ketua panitia dengan kata-katanya. Forum menjadi terkaget-kaget atas kondisi ini. Bersambutlah bantahan dari peserta yang lain sampai suasana tegang terlihat. Ketua panitia tak jadi berbicara. Mungkin karena tak disangka kejadian ini insidentil sekali. Tiba-tiba seorang yang duduk dekat saklar mematikan lampu ruangan. Hening sebentar. Tidak lama langsung kado yang amat murah itu dibawa dan diberikan kepada ketua panitia oleh seorang peserta perempuan. Sontak pancingan "happy birthday...' disambut bersama-sama oleh semua peserta dengan suka cita. Yang berulang tahun diguyuri beberapa lembar daun yang dipetik dari luar vila. Jabat tangan sebentar mengisi forum pembukaan itu.

Ketegangan singkat itu berubah menjadi tawa yang menggelikan, terlebih kepada Ketua Panitia. "Terima kasih ...Hampir-hampir beta ambel parang...hehee.." begitulah ekspresinya ketika keterguguannya buyar yang disambut tawa peserta ketika segera mengakhiri laporan panitianya.

Selengkapnya...

Kongres Pertama di Bantimurung




















ditulis oleh administrator

Perhelatan besar SIWALIMA-UNHAS yang pertama sukses dengan suport, partisipasi dan kerjasama semua pihak yang terlibat. Acara ini berlangsung di Taman Wisata Alam Bantimurung, Kabupaten Maros, sebuah tempat rekreasi sekitar satu jam perjalanan di sebelah timur kota Makassar. Kongres pertama ini mengusung tema sentral "Penguatan Internal Lembaga Menuju Perlawanan terhadap Agenda Neoliberalisme".

Sekitar jam lima sore semua peserta yang berjumlah lebih dari tiga puluh orang itu mulai berangkat dengan bis dari kampus Unhas. Setelah sempat singgah shalat maghrib di sebuah mushallah dekat lokasi Kongres, bis perlahan masuk ke lingkungan Taman Wisata. Hari telah gelap dan panitia mempersiapkan ruangan kongres. Spanduk dibentangkan di dinding Vila. Tikar pandan digelar di atas lantai kayu dalam ruangan seukuran lima kali lima meter dengan jendela terbuka dan pintu menghadap bibir sungai mengiraikan kesejukan sabtu malam pada penanggalan 21 Maret 2009.

Dua kamar yang ada digunakan untuk kamar ganti dan dapur bagi panitia. Acara dimulai sekitar jam sembilan malam dengan seremoni pembukaan diatur oleh panitia pelaksana. Kongres dibuka secara resmi oleh Koordinator Badan Persiapan kongres (BPK), Muhammad Alfian setelah laporan ketua panitia oleh Mizwar Malawat. Acara dipandu oleh Master of Ceremony (MC) Siti Arfah. Usai seremoni pembukaan, sidang pleno diserahkan kepada Stering Committee (SC) yang terdiri atas Rus'an Latuconsina, Musharfan Suneth, Nini Rumata, Dian Wasahuwa dan Abdulhaji Talaohu. Sidang pleno I diarahkan oleh SC sampai terpilihnya Pimpinan Sidang Baru. Mereka yang terpilih sebagai pimpinan sidang baru dan memimpin sidang pleno II dan III adalah Diana, Amrullah Umasugi dan Siti Arfah.

Sidang pleno I molor sampai tengah malam akibat serunya dinamika forum yang ditandai oleh hangatnya perdebatan oleh para peserta. Sidang pleno diskorsing dua jam menjelang subuh. Tidur sebentar, peserta lalu shalat subuh dan sesudahnya menikmati indahnya Bantimurung di pagi hari. Sungai deras diapit dua gunung cadas yang hijau di kiri kanannya. Vila yang ditempati berada persis di salah satu kaki gunung cadas itu. Panitia sebagian asyik mencuci peralatan makan dan menyiapkan sarapan. Yang lainnya mengambil gambar, ada pula yang masih melanjutkan sisa tidur nya. Betapa hidup harus dinikmati.

Sidang pleno dilanjutkan dengan pencabutan skorsing sekitar jam delapan pagi. Pleno II ini mengagendakan perumusan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, GBHO, Rekomendasi dan Pembentukan Struktur Kepengurusan. Untuk itu digelarlah sidang Komisi dengan masing-masing komisi yang berjumlah empat itu bersidang merumuskannya. Usai sidang komisi, masing-masing komisis lalu mempresentasikannya di hadapan sidang Pleno. Persidangan pleno mencapai akhir pada saat pembentukan struktur kepengurusan dan sekaligus pelantikan.

SIWALIMA-UNHAS memakai model struktur Dewan Presidium pada struktur kepengurusannya. Dewan Presidium SIWALIMA-UNHAS terdiri atas delapan Divisi dengan masing-masing divisi dikoordinir oleh seorang Koordinator Divisi. Hoordinatyor divisi dibantu oleh beberapa orang Staf Divisi. Dewan Presidium dibantu juga dengan adanya lembaga konsultatif Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) yang terdiri atas tujuh orang. Divisi-divisi yang dibentuk adalah Divisi Pendidikan dan Pelatihan Kader; Divisi Aksi dan Perluasan Jaringan; Divisi Kajian Islam; Divisi Wacana dan Kajian Isu Strategis; Divisi Media dan Produksi Koran dinding,; Divisi Kebendaharaan; Divisi Seni dan Olahraga; dan Divisi Kesekretariatan. Pemilihan model struktur Dewan Presidium ini diharapkan mendorong tingkat partisipasi yang lebih tinggi dari para anggota Dewan Presidium dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai lokomotif serikat ini. Dengan posisinya yang saling setara tanpa struktur yang hierarkhis, para pimpinan Dewan Presidium diharapkan memiliki tanggung jawab yang sama, setara, senasib sepenanggung jawab secara koordinatif.

Setelah pembentukan struktur, pimpinan sidang pleno III diserahkan kepada SC untuk melakukan pelantikan atas Dewan Presidium SIWALIMA-UNHAS Periode 2009-2010. Mereka dilantik oleh Pimpinan Sidang. Usai pelantikan dan setelah ditutupnya persidangan pleno, maka peserta kemudiaan memanfaatkan waktu luang yang ada untuk mandi-mandi dan berpose bareng di sungai. Sekitar jam tujuh malam semuanya kembali ke Makassar mengendarai bis yang disewa dari kampus UVRI itu.
Selengkapnya...

Kamis, Maret 12, 2009

Selengkapnya...

Selasa, Maret 10, 2009

Jelang Kongres SIWALIMA-UNHAS

Rapat warga SIWALIMA-UNHAS di pelataran Baruga AP. Pettarani Unhas telah menyepakati tanggal perhelatan pertama serikat kaum muda muslim Maluku yang kuliah di Unhas ini. Rencananya Kongres I (pertama) ini akan dilaksanakan pada tanggal 21-22 Maret 2009 di Kawasan wisata alam Bantimurung, Kabupaten Maros.

Kongres dipersiapkan oleh Organizing Commitee (OC)yang mengerjakan kebutuhan teknis dan Steering Commitee (SC) yang mempersiapkan segala kebutuhan konsep dan drafting. Keduanya telah berjalan dan selalu di setiap pekan ada pertemuan evaluasi kinerja yang dilakukan di pelataran Baruga AP. Pettarani Unhas, sore hari.

Panitia memanfaatkan sebuah kamar kost yang cukup luas di dekat kampus Unhas milik seorang warga SIWALIMA-UNHAS yang merelakannya dijadikan basecamp sementara. Basecamp untuk keperluan rapat dan pengerjaan agenda kepanitiaan pada waktu pulang kuliah. Warga SIWALIMA-UNHAS yang berjumlah sekitar tiga puluhan (data sementara) itu menunjukkan antusiaisme yang besar atas eksistensi serikat ini. Hal ini terlihat dari keaktifan dan sikap positif mereka saat mengikuti rapat-rapat dan aktivitas lainnya.

Kongres yang pertama ini mengusung tema sentral "Penguatan Internal Lembaga Menuju Perlawanan terhadap Agenda Neoliberalisme". Tema diinseminasi oleh SC melalui rapat SC yang berlangsung pada tanggal 9 Maret 2009 di basecamp. Tema ini menurut koordinator SC (Rus'an Latuconsina), terdiri atas dua gagasan utama yang menjadi modus determinan dalam mengarahkan serikat ini kedepan. Frase yang pertama(Penguatan Internal lembaga) menjadi tahapan pembasisan kader ideologis-progresif yang memiliki kesadaran raushan fikr (intelektual yang tercerahkan) sebagai persiapan menuju proses berikut yang diungkapkan lewat frase kedua (Menuju Perlawanan terhadap Agenda Neoliberalisme). Proses kedua sebagai tahap perjuangan yang tidak terlepas dari tahap pertama. Proses perjuangan membela nilai yang hak dan melawan kemungkaran meniscayakan kader-kader yang telah sadar secara ideologis. Islam sebagai panduan ideologis diinternalisasikan lewat tahapan perkaderan yang didukung oleh perangkat organisasi diproyeksikan memandu kader-kader SIWALIMA-UNHAS turut dalam perjuangan kemanusiaan melawan agenda-agenda neoliberalisme yang bercirikan privatisasi aset negara, deregulasi dan liberalisasi pasar (market liberalization), dimana agenda-agenda neoliberalisme ini telah menggiring negara-negara dunia ketiga termasuk Indonesia kedalam kebangkrutan, baik secara ekonomi, politik maupun sosial budaya. Salah satu agenda neoliberalisme yang tengah membajak dunia pendidikan kita adalah Badan Hukum Pendidikan (BHP) setelah DPR RI mengesahkan RUU BHP yang ditolak berkali-kali oleh mahasiswa dan gerakan rakyat Indonesia pada tanggal 17 Desember 2008 lalu. Mahasiswa Muslim Maluku yang berserikat dalam wadah SIWALIMA-UNHAS ini harus turut sebagai agen perubahan dan agen pengawal nilai menggabungkan diri kedalam barisan perlawanan mahasiswa dan rakyat yang anti neoliberalisme sebagai agenda neo-imperialisme dan neo-kolonialisme.
Selengkapnya...

Senin, Maret 09, 2009

Bazaart Siwalima di Kafe Bambu Kuning

Panitia persiapan Kongres I SIWALIMA-Unhas menggelar bazaart di Kafe Bambu Kuning, jalan Perintis Kemerdekaan, Tamalanrea Makassar pada Ahad tadi (8/3/2009). Acara dimulai sekitar jam delapan sampai jam sebelas malam. Pada saat bazaart berlangsung, sayangnya lampu di kafe itu mati seperti di kawasan Tamalanrea lainnya yang sedang mati. Bersamaan itu hujan deras mengguyur sehingga acara langsung terganggu sampai selesai. Walau begitu, panitia tetap semangat dan teman-teman yang hadir masih bisa mengerti keadaan yang terjadi. Diperkirakan malam itu panitia mengumpulkan dana marjin rejekinya sekitar lima ratus ribu rupiah. Pada saat brifing sesaat sebelum bubar dari kafe, panitia mengaku senang dan bersyukur atas hasil pekerjaannya malam itu meski di satu sisi masih banyak kekuarangan yang harus dibenahi kedepan.



Selengkapnya...